Melatih Keberanian Si Kecil

Keberanian si kecil buat coba suatu hal yang baru dipengaruhi faktor internal serta eksternal. Faktor internal diantaranya dipengaruhi temperamen si kecil. Namun jikalau faktor eksternal lebih pada dorongan serta dukungan pada si kecil buat coba. Diantara faktor eksternal yang merubah keberanian anak buat coba yaitu kelekatan anak dengan orang tuanya.

Pertiwi Anggraeni, MPsi, psikolog anak serta pengajar di kampus Tama Jagakarsa Jakarta menjelaskan kelekatan yang terjalin dengan baik bisa membentuk rasa aman di dalam diri si anak. Rasa aman ini diperlihatkan oleh anak memercayai orang-orang yang ada di dalam lingkungan terdekatnya. Berikut, saat anak mempunyai rasa aman keyakinan dirinya dapat tumbuh. Inilah sebagai pendorong anak buat berani coba suatu hal yang baru. Sebaliknya, pada anak yang tidak mempunyai keberanian buat coba, apabila dikilas balik, pemicunya yaitu anak tidak mempunyai rasa aman pada lingkungan terdekatnya.

Kelekatan pada orangtua serta anak ini pastinya tidak terbentuk dengan instan. Ini sudah terjalin sejak anak masih bayi. Bayi yang memperoleh respons pas dari orangtua serta orang paling dekat di lingkungannya, biasanya mempunyai rasa yakin dengan orangtua atau orang terdekatnya itu, hingga ia dapat membentuk rasa aman pada lingkungan terdekatnya. Kelekatan itu bisa terbentuk apabila orangtua dapat mengerti serta mencukupi keinginan si bayi. Contoh, saat bayi menangis dengan suara panjang untuk jadikan sinyal haus, orangtua segera berikan respons dengan menyodorkan asi. Anak jadi nyaman serta yakin lantaran orangtua tahu dapat kebutuhannya.

Dampingi anak 
Lantas, bagaimana langkah merangsang supaya anak mempunyai keberanian buat coba suatu hal yang baru ? Langkah pertama, sebaiknya orang tua dapat menumbuhkan rasa aman terlebih dulu. Langkahnya, dengan mengikuti anak saat ia akan coba suatu hal yang baru. Berikanlah motivasi pada anak supaya akan coba. Pilihan yang lain, ajak teman-temannya bermain berbarengan. Minta si kecil mengamati teman-temannya yang masih bermain. Berikut, minta ia mencobanya sendiri. Apabila butuh, orang tua juga terlibat serta apabila sangat mungkin bisa berikan perumpamaan segera. Berikanlah penjelasan pada si buah hati, sepanjang ikuti aturan serta rambu-rambu keamanan yang telah disiapkan, niscaya tak lagi terjadi apa-apa. Kalimat itu biasanya bisa memunculkan keberaniannya. Kerjakan kegiatan ini berulang-ulang.

Satu perihal yang pantas dicermati orangtua, janganlah jemu mengikuti anak buat coba lakukan suatu hal yang baru. Untuk anak dengan temperamen sukar serta lambat memanglah memerlukan waktu buat memunculkan keberaniannya. Tidak sama dengan anak bertemperamen gampang yang lebih cepat serta berani coba. Baiknya orangtua lebih bersabar saat mendampingi. Supaya anak lebih terpacu, ingatlah buat berikan penghargaan. Penghargaan berbentuk pelukan, pujian atau suatu hal yang lebih istimewa, biasanya mendorong si kecil buat lebih berani.

Tidak memaksa
Apabila beragam langkah telah dicoba, tetapi anak tidak berani juga, baiknya susuri pemicunya. Ajaklah si kecil berkomunikasi, mengapa ia menolak permainan itu. Masuk usia tiga th, anak biasanya telah dapat mengemukakan yang dirasakan. Berikut, tugas orangtua yaitu memberikan pengertian pada anak supaya kecemasan yang dirasakan bisa teratasi.

Orangtua juga baiknya tidak memaksakan keinginan pada anak. Saat si kecil tidak berani coba permainan perosotan, alihkan dengan permainan sejenis yang berikan faedah sama layaknya palang bertingkat, papan berjungkit serta yang lain. Anak dapat suka serta faedah buat merangsang perubahannya lalu didapat. Pemaksaan pada anak justru menyebabkan pengalaman tidak mengasyikkan untuk si kecil. (rwa: http://www.dechacare.com)