Kehilangan Kejantanan Penyebab Pria Merasa Tertekan

Bukan rahasia lagi bila pria penderita kanker prostat kerapkali alami masalah reproduksi layaknya disfungsi ereksi dikarenakan perihal ini berlangsung sebagai dampak samping dari pengobatannya.
Masalahnya keadaan ini kadang bikin banyak penderitanya makin menderita. Bukan hanya menderita dikarenakan impotensinya makin kronis dari hari ke hari, nyatanya sesuatu studi baru mengungkap bahwa pasien lebih condong stres dikarenakan mereka jadi kehilangan kejantanan disebabkan penyembuhan kanker prostatnya.

Peneliti wawancarai 75 pria yang berumur rata-rata 60 th serta dulu melakukan penyembuhan kanker prostat. Partisipan ditanyai perihal tingkatan disfungsi ereksinya, seberapa senang partisipan pada kehidupan seksualnya, seberapa banyak partisipan rasakan kehilangan kejantanannya serta seberapa besar kasih sayang yang partisipan rasakan didalam jalinan mereka (semua partisipan yang dilibatkan sudah menikah) sesudah melakukan penyembuhan.

Akhirnya, sepertiga pria yang sudah melakukan penyembuhan kanker prostat dilaporkan kejantanannya sudah hilang, terhitung kehilangan sisi sangat vital dari identitas mereka. Walau sebenarnya studi yang sudah dipublikasikan didalam journal of sexual medicine ini mengungkap bahwa penyembuhan kanker prostat bisa merubah manfaat usus, kandung kemih serta organ seksual pria. Namun masalah manfaat seksual adalah keadaan yang sangat kerap dikeluhkan pasien pasca penyembuhan.

Pria yang jadi kehilangan identitas kejantanannya lebih condong tertekan dengan keadaan impotensinya. Tidak perduli keadaan impotensinya kronis maupun mudah, simpul Zaider layaknya ditulis dari NBCnews.

Walau demikian tidak seluruh pria alami perasaan kehilangan kejantanan ini, ungkap peneliti Talia Zaider yang juga seorang psikolog klinis di Memorial Sloan-Kettering Cancer Center, New York City. Tetapi pasien yang merasakannya berisiko lebih tinggi alami masalah emosi atau malu disebabkan disfungsi ereksinya. Mujur peneliti mendapatkan di antara pria yang jadi kehilangan kejantanannya, pria yang mempunyai tingkat kasih sayang tinggi dengan pasangannya lebih sedikit jadi tertekan pada keadaan impotensi yang dihadapinya. Sayangnya beberapa wanita tidak senantiasa dapat mengerti perasaan suaminya ini.

Saya sudah hadapi banyak pasangan serta saat si pria bicara perihal sedihnya mereka saat mesti alami disfungsi ereksi, istrinya jadi berkata, namun anda tetap hidup serta kita baik-baik saja. Walau sebenarnya untuk pria ini tidaklah semata masalah manfaat namun lebih pada hilangnya jati diri mereka, terang Zaider.

Demikianlah mengapa peneliti juga berusaha melibatkan pasangan untuk menolong beberapa pasien menangani kondisinya. Barangkali dengan menciptakan jalinan yang komunikatif serta penuh kasih sayang maka pria bisa merubah gagasannya tentang apa yang membuatnya jadi seorang pria lantas mnyesuaikan diri dengan keadaan impotensinya, pungkas Zaider.  (rwa: http://www.detik.com/)