Demam tifoid kerap dimaksud juga dengan arti demam enteric (tipus). Pemicu dari demam tifoid yaitu infeksi bakteri salmonella typhi.
Menurut Centers for Diseases Control and Prevention, di dunia ini ada lebih kurang 21 juta orang yang terkena tifoid (tipus) serta lebih kurang 200. 000 masalah berakhir dengan kematian.
Penyakit ini banyak menjangkit warga penduduk yang tinggal di negara-negara terbelakang. Di negara Amerika Serikat jarang didapati penyakit ini, kecuali jika untuk mereka yang kerap lakukan perjalanan ke negara-negara kurang maju (terbelakang).
1. Wabah tifoid (tipus) di Atena
Menurut website berita dari new-medical.net, bahwa lebih kurang th 430 sm di Atena berlangsung masalah wabah demam tifoid yang membunuh sepertiga dari jumlah masyarakat Atena, tidak terkecuali beberapa negarawan atau bangsawan. Seorang sejarawan Yunani “thucydides” juga turut terinfeksi penyakit ini, tetapi ia bisa selamat serta lantas ia menuliskan perihal berlangsungnya wabah itu.
2. Penemuan tifoid (tipus)
Menurut website globalsecurity.org, seorang bakteriologi dari Jerman yang bernama Karl Joseph Eberth, pada th 1880 diidentifikasi terkena penyakit tipus. Namun di Amerika, diketahui seseorang yang bernama Mary Mallon dikenal sebagai pembawa tifoid yang sangat populer didalam histori Amerika. Mary Mallon adalah orang pertama Amerika yang diidentifikasi membawa penyakit tifus. Profesi dari mallon yaitu juru masak di sesuatu restoran di New York. Banyak yang mengenalnya dengan sebutan Mary Tifoid, disinyalir sepanjang karirnya sebagai juru masak sudah menginfeksi 53 orang. Ia dikarantina lebih kurang 23 th sampai ajal menjemputnya.
Pada th 1909 dibikin vaksin tifoid yang pertama oleh seorang dokter tentara, vaksin ini amat berhasil saat mengurangi angka kematian pada tentara. Untuk antibiotik mulai diperkenalkan pada th 1942, ini amat efisien saat mengurangi angka kematian. Lebih kurang paruh pertama pada abad ke 20 di negara-negara maju mulai tampak penurunan pasien tipus, ini dikarenakan ketersediaan vaksin yang berkembang dengan cepat.
3. Penularan serta gejala tifoid
Demam tifoid biasanya berlangsung pada negara-negara kurang maju, di mana sistem sanitasinya sangat jelek. Mereka yang kerap melancong ke negara-negara berkembang layaknya Asia, Afrika, serta Amerika Latin mempunyai risiko yang semakin besar untuk terkena tifoid.
Menurut National Institutes of Health, bakteri salmonella typhi banyak menyebar melewati makanan serta minuman yang sudah terkontaminasi dengan bakteri. Bila makanan yang sudah terkontaminasi masuk ke dalam tubuh, maka bakteri dapat menyebar melewati aliran darah, lantas bakteri ini dapat berkembang biak dan menyerang organ-organ tubuh. Sesudah terinfeksi, biasanya tanda-tanda dapat nampak sesudah 10 sampai 14 hari. Tanda-tanda yang nampak layaknya demam, mual, kelelahan, diare, sembelit, dan pembesaran pada limpa serta juga hati. Pasien yang alami tifoid tingkat lanjut bisa alami pendarahan saluran pencernaan serta usus, dan alami anemia.
4. Pengobatan
Penyembuhan yang kerap dikerjakan yaitu memberikan antibiotik layaknya ampisilin, ciprofloxacin, kloramfenikol, serta trimethoprim-sulfamethoxazole. Untuk penyembuhan pertama umumnya dapat diberikan ciprofloxacin.
Dahulu, penyembuhan pertama yang dikerjakan yaitu memberikan kloramfenikol, tetapi penggunaan obat ini telah dilarang saat ini, dikarenakan bisa menyebabkan dampak samping yang beresiko serta bisa berikan resistensi ( ketahanan ) bakteri salmonella typhi. Pemakaian ampisilin serta trimetroprim sulfametoksazol untuk masalah-kasus yang tidak bisa diatasi gunakan ciprofloxacin.
5. Pencegahan
Penyakit tipus (demam tifoid) bisa dihindari dengan langkah membersihkan tangan sebelum saat makan serta hindari makanan serta minuman yang sudah terkontaminasi bakteri, ini yaitu di antara langkah yang amat efisien untuk menghindar penyakit tipus, jelas Centers for Diseases Control and Prevention.
Orang yang kerap lakukan perjalanan ke negara-negara kurang maju butuh mewaspadai buah dan sayuran yang banyak dijual oleh pedagang kaki lima, minumlah air didalam kemasan.
Rekomendasi dari Centers for Diseases Control and Prevention, bahwa orang yang melancong ke negara berkembang butuh diberikan vaksin tifoid. Vaksin ini memanglah tidak 100% efisien, hingga beberapa wisatawan mesti terus mencermati sebagian usaha pencegahan yang lain. (rwa: http://tipskesehatan.web.id)